Selasa, 23 Juni 2015

Kembali Bertemu

Ketika sang langit menitikkan air mata
Ketika sang mentari menyembunyikan sinarnya
Selayaknya hati yang kembali terluka
Selukis rasa yang kembali bertemu lara

Diriku tersadar diriku terlalu jauh berkhayal
Diriku paham bahwa semua imajinasi akal
Hubungan ini mungkin bukanlah sebuah janji sakral
Namun salahkah jika aku berharap akan berakhir halal?

Semua bagai misteri duniawi
Keputusan Ilahi yang entah bagaimana terjadi
Ketika diriku telah memantapkan hati
Ketika itulah ku melihatmu mendua lagi

Ini bukan salahmu..
Bukan juga salahku yang berharap padamu
Ini tentang takdir yang menentang kita bersatu
Ini tentang takdir yang lebih baik untukku

Untuk dirimu yang pernah singgah di hatiku
Terimakasih untuk semua waktu
Terimakasih untuk hadir di masa laluku
Terimakasih karna kamu kembali pertemukanku dengan ketegaranku

Senin, 13 April 2015

Menjaga Hati

Air mataku tumpah seketika
Menyadari ini semua sia-sia
Mungkin orang berfikir aku gila
Menanti seseorang yang takkan menepati janjinya

Miris ? Tragis ? mungkin itulah kisah ini
Dia pergi meninggalkan ruang ini
Sebelum ku membuatnya bahagia
Sebelum ku membagi cinta dengannya
Aku tlah kehilangannya

Dia pergi bukan dengan yang lain
Dia pergi bukan karna benci
Tapi dia pergi ke pangkuan illahi
Sebelum dia membalas cinta ini
Sebelum dia menepati janji

Tuhan, Andaikan waktu kembali
Izinkan dia membalas janji
Izinkan aku menatapnya lagi
Walau sekejap namun terlalu berarti

Mustahil? Memang itu cuma mimpi
Angan kosong yang takkan terpenuhi
Tapi, aku sendiri tetap disini
Menjaga hatiku untuknya sampai nanti 

Kisah Pohon Sakura

Kisah Pohon Sakura

Banyak hal dalam hidup kita
Namun , bisakah kita memilihnya
Memilih satu diantara yang berharga
Memilih cita, orang tua, atau cinta?
***
            Gadis itu mendudukkan dirinya di sebuah kursi di tengah taman yang luas. Kedua tangannya kini mulai sibuk menggeledah isi tasnya dan mengeluarkan dompet dari dalamnya. Dia membuka dompet itu dan menatap selembar foto disana. Rindu. Itulah yang dirasakannya. Seandainya dulu dirinya tidak memilih mimpinya, seandainya dulu perpisahan mereka jauh lebih indah, mungkin rasanya tidak akan sesakit hatinya sekarang.
“Aku kangen kamu..” gumamnya kecil sembari jemari tangannya mengusap-usap foto itu.
“Apakah kamu inget hari ini hari apa, Choco-kun?”
“Hari ini anniversary kita yang ke-4..” gumamnya terus sambil tetap menatap foto itu.
***
“Kamu kebayang kan Cho, aku disana nanti bakal ngeliat pohon sakura, pohon favorit kamu, lambang cinta kitaa??” ucap gadis itu dengan mata berbinar-binar pada kekasihnya.
“Jadi? Kamu mau ke Jepang La?”
Gadis itu terkesiap. Apakah kekasihnya ini begitu marah? Kenapa dia tidak memanggilnya dengan panggilan sayang yang biasa mereka gunakan.
“Iy..yaa Cho, tapi tapi aku janji gag akan selingkuh dari kamu, aku janji aku bakal selalu hubungin kamu, aku janjii akuu ak…”
“Tapi aku gag bisa yakin itu, La!” potong pemuda itu cepat
“Jadi, Choco-kun gag percaya sama aku?” gumam sang gadis dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“La, LDR itu gag semudah yang kita bayanginn…”
“Tapi, aku yakin Choco dan aku pasti bisaaa, aku yakin, Cho, aku yakinn…”
“La? Apa kamu gag bisa pertimbangin keputusanmu lagi?” ucap pemuda itu mencari jalan lain
“Aku gag bisa, Cho, aku gag mungkin mbuang kesempatan ini gitu ajaa.. ini kesempatan emas untukku Cho..”
“Lalu bagaimana dengan Bundamu dan Adikmu?”
“Bunda dan Rara pasti setuju dengan keputusanku, aku yakin itu! Sekarang, tinggal keyakinanmu, aku cuma butuh itu Cho, aku cuma butuh kepercayaanmu…” ucap sang gadis penuh harap.
“Lalu, di Jepang nanti kamu sama siapa La?”
“Ayahku, setelah Ayah dan Ibu bercerai ayah kan memutuskan untuk kembali ke Jepang”
“Ayolahh Cho, kumohonn….” pinta gadis itu sembari mengatupkan kedua tangannya.
“Maaf, aku ga bisa..” ucap pemuda itu pada akhirnya.
“La? Dengerin aku…” gumam pemuda itu sembari mengangkat dagu kekasihnya ini.
“Maaf, maaf aku gag bisa lanjutin ini, maaf, maaffin aku La…”
“Jad…dii…” ucap sang gadis shock.
“Iyaaa, maaf aku gag bisa njalanin hubungan jarak jauh seperti maumu, hubungan jarak jauh itu terlalu semu bagiku, dan aku gag yakin aku akan bisa bertahan dengan janji kita nantinya…”
“Tapii? Aku…”
“Ssssttt..” pemuda itu menempelkan telunjukknya ke bibir kekasihnya atau tepatnya mantan kekasihnya itu.
“Kalo takdir kita memang bersama, pasti semua akan indah pada waktunya..” ucapnya sambil tersenyum lalu mengecup kening gadis terkasihnya untuk terakhir kalinya. Kecupan perpisahan.
***
“Jadi bagaimana Charla Hikaru? Apakah kamu bersedia mengambil beasiswa dari Tohoku University ini?” tanya sang Rektor.
“Baik, Bu, setelah 5 hari berunding dengan keluarga dan orang-orang terdekat saya, saya memutuskan untuk mengambil beasiswa ini..” jawab Charla.
“Baiklah, perpindahan berkas-berkas kamu ke universitasmu yang baru akan dilakukan oleh pihak Kampus, jadi kamu tinggal daftar ulang disana..” jelas sang Rektor.
“Baik, Bu, terimakasih banyak atas bantuannya..”
“Sama-sama, Charla, ibu senang membantu murid-murid berprestasi seperti kamu. O.iyaa, jika semua berkas-berkas dan passport kamu telah selesai besok , maka lusa kamu bisa langsung terbang ke Jepang..”
“Baik, Bu, sekali lagi terimakasih dan maaf jika selama menjadi mahasiswa disini, ada hal-hal yang saya lakukan yang kurang berkenan bagi ibu. Kalau begitu saya mohon pamit,Bu…” pamit Charla sambil beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruang rektor.
“Selamat tinggal, Choco-kun” ucapnya dalam hati seraya berjalan meninggalkan ruang rektor untuk segera pulang dan mempersiapkan segala kebutuhannya untuk dibawa ke Jepang nanti.
***
“Maafin Charla ya Bun, Ra…” ucap Charla kepada ibu dan adiknya yang besok pagi akan ditinggalkannya.
“Sudahlah, La.. Hidup itu pilihan, kita tidak bisa memilih untuk memiliki semuanya, harus ada yang di korbankan jika memang mau keberhasilan..” ucap Bunda Charla.
“Iyaaa, Bun. Bunda sama Rara harus janji yaaa sama Charla, kalo kalian bakal baik-baik disini, jangan lupa e-mail aku setiap minggu, cepet kabarin aku kalo terjadi apa-apa dan Rara, jaga ibu yaa, jangan main mulu, jangan lupa beliin ibu obat kalo ibu sakit, jangan….”
“HUSSSHHH!! Iyaaa iyaaa Kak, Rara juga udah 2 SMA kalii.. Rara bisa jagain ibu, udah deh Kakak tenang aja disana, fokus! Pokoknya jangan kecewain Rara sama Bunda disini ya Kak..” pesan Rara kepada Kakanya.
“Iyaaa, Ra!! Kakak percaya kok sama kamu J Kakak sayang kalian…” ucap Charla sambil memeluk Bunda dan adik tercintanya.
***
Pagi ini adalah pagi dimana Charla akan meninggalkan Jakarta dan akan menetap di Jepang untuk 4 tahun ke depan.
“Gue harap elo dateng..” batin Charla gelisah sambil sesekali melirik jam tangannya.
“Ayoo, Charla bentar lagi pesawat kamu akan berangkat..” ucap Bunda kepada Charla yang masih berdiri di ruang tunggu sambil melihat-lihat ke pintu masuk.
“Iyaa.. Bun..”
“Kak Charlaaa, ayolahh nanti ketinggalan pesawat lohh…” ucap Rara yang gerah dan akhirnya menarik Charla.
“Good bye, Choco-kun..” gumam Charla pelan dan perlahan air matanya pun keluar
***
Memori demi memori selama 4 hari terakhir di Indonesia, yang selama 8 bulan ini berhasil dipendamnya kini satu persatu terputar kembali.
“ternyata udah 8 bulan yaa kita berpisah..” ucap Charla masih sambil menatap foto yang ada dalam dompetnya. Diambilnya foto itu dari dalam dompetnya lalu di baliknya lembar foto itu, disana ada sebuah tulisan “Choco-kun sayang sama Chaca-chan”.
“Dan Chaca-chan always love you, Choco-kun…” lirih Charla, dengan air mata yang mulai membanjiri wajah Indo-nya ini.
Drttt Drtt
Getar dari HPnya membuyarkan pikirannya sejenak. Setelah memasukkan kembali fotonya kedalam dompetnya, segera saja dia membuka HPnya.
1 New Message
From : Otou-san J
“La, kata Bibi ada temen mu yang nyariin kamu, dia tanya kamu dimana ?”
To : Otou-san J
“Aku di Ueno Park, Otou-san. Temenku siapa???”
Sent

Setelah membalas pesan singkat kepada ayahnya tersebut, Charla lalu berdiri untuk melihat-lihat di sekitar taman Ueno Park ini. Hari ini adalah hari pertama di musim gugur. Semua bunga-bunga sakura bertebaran menambah keindahan taman ini. Melihat pohon sakura di kanan-kirinya, dia jadi teringat kembali akan kekasihnya , ya Nicho memang sangat suka pohon Sakura, ntah kenapa Charla juga tak tahu. Setiap kali dirinya bertanya pasti Choco menjawab “nanti kamu akan tahu”.
 Charla terus melangkahkan kakinya mengitari taman Ueno Park ini, sekarang dia telah berada di salah satu sisi di taman ini, dia berdiri sambil mengamati patung manusia dan anjing peliharaannya. (Saigo Takamori bersama Hachiko).
“Kesetiaan seekor anjing..” Charla tertawa hambar.
Setelah melihat patung itu ntah kenapa dia jadi berinisiatif untuk mengirim pesan ke mantan kekasihnya itu.
Write Message
To : Nicho J
Disini bunga sakura mulai gugur
Seperti kenangan kita yang semakin terkubur

#wish: “menjadi setia seperti Saigo Takamori with Hachiko ”
Miss you J
Sent

Charla lalu tersenyum setelah mengirim pesan itu. Ini adalah pesan pertamanya setelah perpisahan mereka 4 hari sebelum hari keberangkatannya. Dia dan Choco benar-benar lost contact. Charla sadar tidak seharusnya mereka seperti ini setelah melewati 3 tahun bersama, seharusnya mereka tetap bisa berteman baik atau bahkan bersahabat. Namun, entah mengapa Charla tidak siap untuk itu, dia tidak mau terus terbelenggu dalam kesedihannya, dia tidak siap untuk menyadari bahwa Choco alias Nicho bukan lagi miliknya.

Setelah sekian lama berdiri, Charla lalu mencari tempat untuk mengistirahtkan dirinya lagi. Ueno Park memang sangat cocok untuk menenangkan diri. Dia tidak pernah menyesali keputusannya untuk mengejar impiannya menjadi sastrawan dengan gelar Sarjana di Tohoku University. Dia hanya merasa kecewa karena sebagian hatinya masih tidak bisa melupakan mantan kekasihnya itu. Dia bahagia bisa bersekolah di salah satu Universitas Sastra terbaik di Jepang tapi dia juga tidak menyangkal jika dia masih merasa duka semenjak perpisahannya.

Charla mengeluarkan Note Book-nya dari dalam tasnya, dia mulai merangkai kata-kata kembali untuk mengungkapkan isi hatinya

Bunga sakura disini bertebangan
Seperti harapanku mengharapmu yang semakin melayang
Bunga sakura disini berguguran
Seperti masa-masa indah kita yang mulai terlupakan

Aku mencoba menghapus bayangmu
Tapi ku rasa aku tak kan mampu
Aku mencoba melupakan dirimu
Namun sungguh ini berat untukku

Satu hal yang harus kau tahu
Aku tak pernah menyesal mengenalmu
Satu hal yang kuingin kau kenang slalu
Kau slalu punya tempat di hatiku

*HAPPY FAILED ANNIVERSARY CHOCO-KUN

Setelah mengeluarkan unek-unek hatinya disertai tetesan air matanya, Charla pun menutup bukunya, lalu segera bangkit untuk pulang ke rumahnya, karena matahari sudah akan terbenam.
Baru saja ia melangkahkan kakinya, HP yang berada di sakunya berdering
Drrringg Dringgg
“Haloo…”
“Halo Otou-san ada apa?”
“Temenmu bilang sudah sampai di depan pintu masuk Ueno Park , cepat temui dia…”
“Temanku? Siapa Otou-san?”
“Nanti kau juga tahuu, yang pasti kau pasti sangat senang dengan kehadirannya, Jaaa….”
Tittt Titt
Sambungan telepon mereka terputus. Charla pun segera mengembalikan HPnya ketempat semula lalu segera berjalan menuju pintu masuk Ueno Park.
Sembari berjalan pikirannya melayang kembali pada perkataan Otou-sannya “kau pasti sangat senang dengan kehadirannya”. Setelah mencerna kalimat itu, sepercik harapan muncul dalam hatinya. “Mungkinkah Choco-kun kesini..?” harapnya dalam hati.

Charla mempercepat langkahnya menuju pintu masuk , setelah melewati pintu tersebut dia pun menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencari “teman” yang dimaksud ayahnya tadi. Charla masih berharap bahwa teman yang akan datang menemuinya adalah Choco-kun sampai sebuah suara dan kedua lengan seseorang melingkar di pingganggnya.
“SURPRISEEEE” ucap seseorang tersebut dari balik punggung Charla
DEG
Hancur sudah harapan Charla, seharusnya dari awal dia tidak berharap yang tidak mungkin, sekarang salah siapa coba? Tentu dirinya. Batin Charla mencelos.
“Rara?” ucap Charla getir
“Kok? Kakak gag kaget sihh…?” ucap Rara bingung seraya memutar tubuh kakaknya ini.
“Hlohh? Kakak kenapa nangis? Kakak gag suka ya Rara datang kesini?” tanya Rara panik
“Enggak kok, Ra, Enggakk.. Ini tu karna kakak saking senengnya jadi malah nangis gini deh…”
“Oh, yaudah sekarang senyum dongg….”
“Hiiii…” cengir Charla sambil memperlihatkan deretan giginya untuk menutupi kekecewaannya.
“Eh, Kak.. aku bawa undangan nih buat Kakak..” ucap Rara sembari mengeluarkan sebuah undangan dari dalam tasnya.
“Undangan? Undangan apa dek?” ucap Charla bingung.
Mereka terus berbincang sambil berjalan masuk kembali ke kawasan Ueno Park.
“Undangan pernikahan..”
“Hah? Siapa yang nikah?” tanya Charla bingung
“Coba aja baca…” usul Rara pada Kakaknya
Charla pun membuka plastik undangan tersebut, lalu dia membuka halaman pertama, dan
DEGG
“N”
“Dek.. iniii Nicho…” tanya Charla dengan nada gemetar.
“I..iiyya…” jawab Rara takut-takut
Pupus. Pupus sudah harapannya untuk bersama Nicho kembali, pupus sudah semua penantiannya selama ini.
PUKK
Charla membuang undangan itu kasar lalu segera berlari meninggalkan Rara sendirian.
“Kak!! Kak Charla tunggu…” teriak Rara
“Kak Charlaaa….” Teriak Rara semakin kencang karna Charla semakin jauh.
***
Charla terus berlari tanpa tahu arah, hatinya hancur seketika menyadari kenyataan pahit di kehidupannya, pikirannya kini kosong, dirinya mulai limbung sampai sebuah tangan melingkari tangannya.
“Kenapa nangis..?” ucap seseorang yang memegangi tangannya.
“Lepasin! Apaan sih…” ucap Charla kesal pada orang itu.
“Chaca-chan jelek ah, kalo nangis..”
DEG
“Apaa?”
Charla sontak menolehkan kepalanya, matanya langsung terbelalak ketika melihat sesosok lelaki dihadapannya.
“Cho..co..?” ucapnya terbata
“Chaca , I miss you J” ucap Choco sambil menangkupkan kedua tangannya ke wajah Chaca
“Tap…iii, kam.u.. kan..? Kenapa kamu disini??”
“Memang kenapa?”
“Bukannya kamu ma..u..”
“Aku mau nikah?”
Charla mengangguk
“Iya aku mau nikah…”
Charla langsung menepis kasar kedua tangan Nicho.
“Dengerin aku dulu….” perintah Nicho
“Emang bener aku mau nikah, tapi..” ucap Nicho menggantung
“Tapi apa?” Charla harap-harap cemas.
“Choco cuma mau nikah sama Chaca” ucapnya penuh penekanan sambil memegang dagu kekasihnya itu, dan mengarahkan matanya tepat di manik mata kekasihnya.
“Apaaa???” Charla terlonjak kaget. “Ini serius?” batinnya bertanya.
Hatinya yang tadi hancur berkeping-keping kini seperti berdiri sendiri untuk tersusun lagi. Charla meneteskan air matanya lagi, tapi bukan kekecewaan yang tersirat dimatanya melainkan sebuah kelegaan atas sebuah penantian. Charla masih tersenyum begitu pula Nicho, sampai sebuah pikiran mengganjalnya.
“Tapi, undangannya..” tanya Charla bingung
“Undangannya kenapa?”
“Undangannya kan udah jadi?”
“So?”
“Terus namanya…”
Hufftt , Nicho menghela nafas, dia mengambil sebuah undangan yang sama dari dalam sakunya.
“Makanyaa.. di-cek dulu…” ucap Nicho sambil memperlihatkan undangan dengan bentuk yang sama yang dibawa Rara tadi.
Charla pun mengambil undangan itu lalu membukanya.
BLUSH
Wajahnya memerah seketika saat mengetahui bahwa nama perempuan di undangan itu belum terisi.
“Ihhh….nyebelin…” kesal Charla sambil memukul-mukul dada Nicho
“Tapi, suka kan?” usil Nicho
Wajah Charla pun semakin memerah.
Kini Nicho memegang kedua tangan Charla, dia menatap serius tepat di manic mata Charla.
“Chaca, will you marry me?” ucap Choco halus namun penuh penekanan
“Yess, I will. But one question for you…” jawab Chaca diiringi air mata kebahagiaannya.
“Apaaa?”
“Kenapa kamu suka pohon sakura?”
Choco tersenyum lantas mengelus-ngelus kepala gadisnya ini.
“Lihat deh,” ucap Choco sambil menarik tangan Chaca untuk berdiri di sebelahnya, mereka kini berdiri di tengah-tengah taman diiringi bunga-bunga sakura yang berguguran.
“Kamu tahu kan, kisah pohon sakura, walaupun mereka harus mengalami kehilangan bunga-bunga indahnya di musim gugur, namun itulah daya tarik mereka di musim semi, ketika mereka tumbuh kembali untuk membuat sang pohon lebih indah lagi.” Choco menjelaskan
“So? Aku gag ngerti?” ucap Charla masih bingung.
“So, aku berharap hubungan kita akan seperti kisah pohon sakura itu, walaupun nantinya kisah Chaca dan Choco mengalami lika liku yang membuat kita kehilangan satu sama lain untuk sementara. Namun aku ingin kita menyikapinya sebagai awalan untuk membuat semuanya menjadi lebih berharga. J. Ngerti kan?”
“Choco-kamu sweet bangettt….” ucap Charla terharu.
“Halahh.. lebay deh kamu..”
“ihh… seriuss” ucap Charla sambil mengerucutkan bibirnya.
Nicho hanya tersenyum gemas sambil mengacak-acak rambut Charla. Mereka saling menatap dan melempar senyum penuh arti sampai akhirnya
“I love you..” ucap Choco sambil menarik Chaca kedalam dekapannya.
“I love you, more than you know..” ucap Chaca sambil membalas dekapan lelaki terkasihnya ini.

Kini hubungan mereka terikat kembali, dalam sebuah ikatan yang lebih pasti. Semua harapan yang sempat gugur tadi, kini bersemi untuk menjadi hubungan yang jauh lebih indah nanti.

THE END