Kisah Pohon Sakura
Banyak hal dalam hidup kita
Namun , bisakah kita memilihnya
Memilih satu diantara yang berharga
Memilih cita, orang tua, atau cinta?
***
Gadis itu mendudukkan dirinya di
sebuah kursi di tengah taman yang luas. Kedua tangannya kini mulai sibuk
menggeledah isi tasnya dan mengeluarkan dompet dari dalamnya. Dia membuka
dompet itu dan menatap selembar foto disana. Rindu. Itulah yang dirasakannya.
Seandainya dulu dirinya tidak memilih mimpinya, seandainya dulu perpisahan
mereka jauh lebih indah, mungkin rasanya tidak akan sesakit hatinya sekarang.
“Aku
kangen kamu..” gumamnya kecil sembari jemari tangannya mengusap-usap foto itu.
“Apakah
kamu inget hari ini hari apa, Choco-kun?”
“Hari
ini anniversary kita yang ke-4..” gumamnya terus sambil tetap menatap foto itu.
***
“Kamu
kebayang kan Cho, aku disana nanti bakal ngeliat pohon sakura, pohon favorit
kamu, lambang cinta kitaa??” ucap gadis itu dengan mata berbinar-binar pada
kekasihnya.
“Jadi?
Kamu mau ke Jepang La?”
Gadis
itu terkesiap. Apakah kekasihnya ini begitu marah? Kenapa dia tidak
memanggilnya dengan panggilan sayang yang biasa mereka gunakan.
“Iy..yaa
Cho, tapi tapi aku janji gag akan selingkuh dari kamu, aku janji aku bakal
selalu hubungin kamu, aku janjii akuu ak…”
“Tapi
aku gag bisa yakin itu, La!” potong pemuda itu cepat
“Jadi,
Choco-kun gag percaya sama aku?”
gumam sang gadis dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“La,
LDR itu gag semudah yang kita bayanginn…”
“Tapi,
aku yakin Choco dan aku pasti bisaaa, aku yakin, Cho, aku yakinn…”
“La?
Apa kamu gag bisa pertimbangin keputusanmu lagi?” ucap pemuda itu mencari jalan
lain
“Aku
gag bisa, Cho, aku gag mungkin mbuang kesempatan ini gitu ajaa.. ini kesempatan
emas untukku Cho..”
“Lalu
bagaimana dengan Bundamu dan Adikmu?”
“Bunda
dan Rara pasti setuju dengan keputusanku, aku yakin itu! Sekarang, tinggal
keyakinanmu, aku cuma butuh itu Cho, aku cuma butuh kepercayaanmu…” ucap sang
gadis penuh harap.
“Lalu,
di Jepang nanti kamu sama siapa La?”
“Ayahku,
setelah Ayah dan Ibu bercerai ayah kan memutuskan untuk kembali ke Jepang”
“Ayolahh
Cho, kumohonn….” pinta gadis itu sembari mengatupkan kedua tangannya.
“Maaf,
aku ga bisa..” ucap pemuda itu pada akhirnya.
“La?
Dengerin aku…” gumam pemuda itu sembari mengangkat dagu kekasihnya ini.
“Maaf,
maaf aku gag bisa lanjutin ini, maaf, maaffin aku La…”
“Jad…dii…”
ucap sang gadis shock.
“Iyaaa,
maaf aku gag bisa njalanin hubungan jarak jauh seperti maumu, hubungan jarak
jauh itu terlalu semu bagiku, dan aku gag yakin aku akan bisa bertahan dengan
janji kita nantinya…”
“Tapii?
Aku…”
“Ssssttt..”
pemuda itu menempelkan telunjukknya ke bibir kekasihnya atau tepatnya mantan
kekasihnya itu.
“Kalo
takdir kita memang bersama, pasti semua akan indah pada waktunya..” ucapnya
sambil tersenyum lalu mengecup kening gadis terkasihnya untuk terakhir kalinya.
Kecupan perpisahan.
***
“Jadi
bagaimana Charla Hikaru? Apakah kamu bersedia mengambil beasiswa dari Tohoku
University ini?” tanya sang Rektor.
“Baik,
Bu, setelah 5 hari berunding dengan keluarga dan orang-orang terdekat saya,
saya memutuskan untuk mengambil beasiswa ini..” jawab Charla.
“Baiklah,
perpindahan berkas-berkas kamu ke universitasmu yang baru akan dilakukan oleh
pihak Kampus, jadi kamu tinggal daftar ulang disana..” jelas sang Rektor.
“Baik,
Bu, terimakasih banyak atas bantuannya..”
“Sama-sama,
Charla, ibu senang membantu murid-murid berprestasi seperti kamu. O.iyaa, jika
semua berkas-berkas dan passport kamu telah selesai besok , maka lusa kamu bisa
langsung terbang ke Jepang..”
“Baik,
Bu, sekali lagi terimakasih dan maaf jika selama menjadi mahasiswa disini, ada
hal-hal yang saya lakukan yang kurang berkenan bagi ibu. Kalau begitu saya
mohon pamit,Bu…” pamit Charla sambil beranjak dari tempat duduknya dan keluar
dari ruang rektor.
“Selamat
tinggal, Choco-kun” ucapnya dalam hati seraya berjalan meninggalkan ruang
rektor untuk segera pulang dan mempersiapkan segala kebutuhannya untuk dibawa ke
Jepang nanti.
***
“Maafin
Charla ya Bun, Ra…” ucap Charla kepada ibu dan adiknya yang besok pagi akan
ditinggalkannya.
“Sudahlah,
La.. Hidup itu pilihan, kita tidak bisa memilih untuk memiliki semuanya, harus
ada yang di korbankan jika memang mau keberhasilan..” ucap Bunda Charla.
“Iyaaa,
Bun. Bunda sama Rara harus janji yaaa sama Charla, kalo kalian bakal baik-baik
disini, jangan lupa e-mail aku setiap minggu, cepet kabarin aku kalo terjadi
apa-apa dan Rara, jaga ibu yaa, jangan main mulu, jangan lupa beliin ibu obat
kalo ibu sakit, jangan….”
“HUSSSHHH!!
Iyaaa iyaaa Kak, Rara juga udah 2 SMA kalii.. Rara bisa jagain ibu, udah deh
Kakak tenang aja disana, fokus! Pokoknya jangan kecewain Rara sama Bunda disini
ya Kak..” pesan Rara kepada Kakanya.
“Iyaaa,
Ra!! Kakak percaya kok sama kamu J Kakak sayang kalian…”
ucap Charla sambil memeluk Bunda dan adik tercintanya.
***
Pagi
ini adalah pagi dimana Charla akan meninggalkan Jakarta dan akan menetap di
Jepang untuk 4 tahun ke depan.
“Gue
harap elo dateng..” batin Charla gelisah sambil sesekali melirik jam tangannya.
“Ayoo,
Charla bentar lagi pesawat kamu akan berangkat..” ucap Bunda kepada Charla yang
masih berdiri di ruang tunggu sambil melihat-lihat ke pintu masuk.
“Iyaa..
Bun..”
“Kak
Charlaaa, ayolahh nanti ketinggalan pesawat lohh…” ucap Rara yang gerah dan
akhirnya menarik Charla.
“Good
bye, Choco-kun..” gumam Charla pelan dan perlahan air matanya pun keluar
***
Memori
demi memori selama 4 hari terakhir di Indonesia, yang selama 8 bulan ini
berhasil dipendamnya kini satu persatu terputar kembali.
“ternyata
udah 8 bulan yaa kita berpisah..” ucap Charla masih sambil menatap foto yang
ada dalam dompetnya. Diambilnya foto itu dari dalam dompetnya lalu di baliknya
lembar foto itu, disana ada sebuah tulisan “Choco-kun sayang sama Chaca-chan”.
“Dan
Chaca-chan always love you, Choco-kun…” lirih Charla, dengan air mata yang
mulai membanjiri wajah Indo-nya ini.
Drttt
Drtt
Getar
dari HPnya membuyarkan pikirannya sejenak. Setelah memasukkan kembali fotonya
kedalam dompetnya, segera saja dia membuka HPnya.
1
New Message
From
: Otou-san J
“La,
kata Bibi ada temen mu yang nyariin kamu, dia tanya kamu dimana ?”
To
: Otou-san J
“Aku
di Ueno Park, Otou-san. Temenku siapa???”
Sent
Setelah
membalas pesan singkat kepada ayahnya tersebut, Charla lalu berdiri untuk
melihat-lihat di sekitar taman Ueno Park ini. Hari ini adalah hari pertama di
musim gugur. Semua bunga-bunga sakura bertebaran menambah keindahan taman ini.
Melihat pohon sakura di kanan-kirinya, dia jadi teringat kembali akan
kekasihnya , ya Nicho memang sangat suka pohon Sakura, ntah kenapa Charla juga
tak tahu. Setiap kali dirinya bertanya pasti Choco menjawab “nanti kamu akan
tahu”.
Charla terus melangkahkan kakinya mengitari
taman Ueno Park ini, sekarang dia telah berada di salah satu sisi di taman ini,
dia berdiri sambil mengamati patung manusia dan anjing peliharaannya. (Saigo
Takamori bersama Hachiko).
“Kesetiaan
seekor anjing..” Charla tertawa hambar.
Setelah
melihat patung itu ntah kenapa dia jadi berinisiatif untuk mengirim pesan ke
mantan kekasihnya itu.
Write
Message
To
: Nicho J
Disini
bunga sakura mulai gugur
Seperti
kenangan kita yang semakin terkubur
#wish:
“menjadi setia seperti Saigo Takamori with Hachiko ”
Miss
you J
Sent
Charla
lalu tersenyum setelah mengirim pesan itu. Ini adalah pesan pertamanya setelah
perpisahan mereka 4 hari sebelum hari keberangkatannya. Dia dan Choco
benar-benar lost contact. Charla
sadar tidak seharusnya mereka seperti ini setelah melewati 3 tahun bersama,
seharusnya mereka tetap bisa berteman baik atau bahkan bersahabat. Namun, entah
mengapa Charla tidak siap untuk itu, dia tidak mau terus terbelenggu dalam
kesedihannya, dia tidak siap untuk menyadari bahwa Choco alias Nicho bukan lagi
miliknya.
Setelah
sekian lama berdiri, Charla lalu mencari tempat untuk mengistirahtkan dirinya
lagi. Ueno Park memang sangat cocok untuk menenangkan diri. Dia tidak pernah
menyesali keputusannya untuk mengejar impiannya menjadi sastrawan dengan gelar
Sarjana di Tohoku University. Dia hanya merasa kecewa karena sebagian hatinya
masih tidak bisa melupakan mantan kekasihnya itu. Dia bahagia bisa bersekolah
di salah satu Universitas Sastra terbaik di Jepang tapi dia juga tidak
menyangkal jika dia masih merasa duka semenjak perpisahannya.
Charla
mengeluarkan Note Book-nya dari dalam tasnya, dia mulai merangkai kata-kata
kembali untuk mengungkapkan isi hatinya
Bunga sakura disini bertebangan
Seperti harapanku mengharapmu yang
semakin melayang
Bunga sakura disini berguguran
Seperti masa-masa indah kita yang
mulai terlupakan
Aku mencoba menghapus bayangmu
Tapi ku rasa aku tak kan mampu
Aku mencoba melupakan dirimu
Namun sungguh ini berat untukku
Satu hal yang harus kau tahu
Aku tak pernah menyesal mengenalmu
Satu hal yang kuingin kau kenang
slalu
Kau slalu punya tempat di hatiku
*HAPPY FAILED ANNIVERSARY CHOCO-KUN
Setelah
mengeluarkan unek-unek hatinya disertai tetesan air matanya, Charla pun menutup
bukunya, lalu segera bangkit untuk pulang ke rumahnya, karena matahari sudah
akan terbenam.
Baru
saja ia melangkahkan kakinya, HP yang berada di sakunya berdering
Drrringg
Dringgg
“Haloo…”
“Halo
Otou-san ada apa?”
“Temenmu
bilang sudah sampai di depan pintu masuk Ueno Park , cepat temui dia…”
“Temanku?
Siapa Otou-san?”
“Nanti
kau juga tahuu, yang pasti kau pasti sangat senang dengan kehadirannya, Jaaa….”
Tittt
Titt
Sambungan
telepon mereka terputus. Charla pun segera mengembalikan HPnya ketempat semula
lalu segera berjalan menuju pintu masuk Ueno Park.
Sembari
berjalan pikirannya melayang kembali pada perkataan Otou-sannya “kau pasti sangat senang dengan kehadirannya”.
Setelah mencerna kalimat itu, sepercik harapan muncul dalam hatinya.
“Mungkinkah Choco-kun kesini..?” harapnya dalam hati.
Charla
mempercepat langkahnya menuju pintu masuk , setelah melewati pintu tersebut dia
pun menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencari “teman” yang
dimaksud ayahnya tadi. Charla masih berharap bahwa teman yang akan datang
menemuinya adalah Choco-kun sampai sebuah suara dan kedua lengan seseorang
melingkar di pingganggnya.
“SURPRISEEEE”
ucap seseorang tersebut dari balik punggung Charla
DEG
Hancur
sudah harapan Charla, seharusnya dari awal dia tidak berharap yang tidak
mungkin, sekarang salah siapa coba? Tentu dirinya. Batin Charla mencelos.
“Rara?”
ucap Charla getir
“Kok?
Kakak gag kaget sihh…?” ucap Rara bingung seraya memutar tubuh kakaknya ini.
“Hlohh?
Kakak kenapa nangis? Kakak gag suka ya Rara datang kesini?” tanya Rara panik
“Enggak
kok, Ra, Enggakk.. Ini tu karna kakak saking senengnya jadi malah nangis gini
deh…”
“Oh,
yaudah sekarang senyum dongg….”
“Hiiii…”
cengir Charla sambil memperlihatkan deretan giginya untuk menutupi
kekecewaannya.
“Eh,
Kak.. aku bawa undangan nih buat Kakak..” ucap Rara sembari mengeluarkan sebuah
undangan dari dalam tasnya.
“Undangan?
Undangan apa dek?” ucap Charla bingung.
Mereka
terus berbincang sambil berjalan masuk kembali ke kawasan Ueno Park.
“Undangan
pernikahan..”
“Hah?
Siapa yang nikah?” tanya Charla bingung
“Coba
aja baca…” usul Rara pada Kakaknya
Charla
pun membuka plastik undangan tersebut, lalu dia membuka halaman pertama, dan
DEGG
“N”
“Dek..
iniii Nicho…” tanya Charla dengan nada gemetar.
“I..iiyya…”
jawab Rara takut-takut
Pupus.
Pupus sudah harapannya untuk bersama Nicho kembali, pupus sudah semua
penantiannya selama ini.
PUKK
Charla
membuang undangan itu kasar lalu segera berlari meninggalkan Rara sendirian.
“Kak!!
Kak Charla tunggu…” teriak Rara
“Kak
Charlaaa….” Teriak Rara semakin kencang karna Charla semakin jauh.
***
Charla
terus berlari tanpa tahu arah, hatinya hancur seketika menyadari kenyataan
pahit di kehidupannya, pikirannya kini kosong, dirinya mulai limbung sampai
sebuah tangan melingkari tangannya.
“Kenapa
nangis..?” ucap seseorang yang memegangi tangannya.
“Lepasin!
Apaan sih…” ucap Charla kesal pada orang itu.
“Chaca-chan jelek ah, kalo nangis..”
DEG
“Apaa?”
Charla
sontak menolehkan kepalanya, matanya langsung terbelalak ketika melihat sesosok
lelaki dihadapannya.
“Cho..co..?”
ucapnya terbata
“Chaca
, I miss you J” ucap Choco sambil menangkupkan
kedua tangannya ke wajah Chaca
“Tap…iii,
kam.u.. kan..? Kenapa kamu disini??”
“Memang
kenapa?”
“Bukannya
kamu ma..u..”
“Aku
mau nikah?”
Charla
mengangguk
“Iya
aku mau nikah…”
Charla
langsung menepis kasar kedua tangan Nicho.
“Dengerin
aku dulu….” perintah Nicho
“Emang
bener aku mau nikah, tapi..” ucap Nicho menggantung
“Tapi
apa?” Charla harap-harap cemas.
“Choco
cuma mau nikah sama Chaca” ucapnya penuh penekanan sambil memegang dagu
kekasihnya itu, dan mengarahkan matanya tepat di manik mata kekasihnya.
“Apaaa???”
Charla terlonjak kaget. “Ini serius?” batinnya bertanya.
Hatinya
yang tadi hancur berkeping-keping kini seperti berdiri sendiri untuk tersusun
lagi. Charla meneteskan air matanya lagi, tapi bukan kekecewaan yang tersirat
dimatanya melainkan sebuah kelegaan atas sebuah penantian. Charla masih
tersenyum begitu pula Nicho, sampai sebuah pikiran mengganjalnya.
“Tapi,
undangannya..” tanya Charla bingung
“Undangannya
kenapa?”
“Undangannya
kan udah jadi?”
“So?”
“Terus
namanya…”
Hufftt
, Nicho menghela nafas, dia mengambil sebuah undangan yang sama dari dalam
sakunya.
“Makanyaa..
di-cek dulu…” ucap Nicho sambil memperlihatkan undangan dengan bentuk yang sama
yang dibawa Rara tadi.
Charla
pun mengambil undangan itu lalu membukanya.
BLUSH
Wajahnya
memerah seketika saat mengetahui bahwa nama perempuan di undangan itu belum
terisi.
“Ihhh….nyebelin…”
kesal Charla sambil memukul-mukul dada Nicho
“Tapi,
suka kan?” usil Nicho
Wajah
Charla pun semakin memerah.
Kini
Nicho memegang kedua tangan Charla, dia menatap serius tepat di manic mata
Charla.
“Chaca,
will you marry me?” ucap Choco halus namun penuh penekanan
“Yess,
I will. But one question for you…” jawab Chaca diiringi air mata
kebahagiaannya.
“Apaaa?”
“Kenapa
kamu suka pohon sakura?”
Choco
tersenyum lantas mengelus-ngelus kepala gadisnya ini.
“Lihat
deh,” ucap Choco sambil menarik tangan Chaca untuk berdiri di sebelahnya,
mereka kini berdiri di tengah-tengah taman diiringi bunga-bunga sakura yang
berguguran.
“Kamu
tahu kan, kisah pohon sakura, walaupun mereka harus mengalami kehilangan
bunga-bunga indahnya di musim gugur, namun itulah daya tarik mereka di musim
semi, ketika mereka tumbuh kembali untuk membuat sang pohon lebih indah lagi.”
Choco menjelaskan
“So?
Aku gag ngerti?” ucap Charla masih bingung.
“So,
aku berharap hubungan kita akan seperti kisah pohon sakura itu, walaupun
nantinya kisah Chaca dan Choco mengalami lika liku yang membuat kita kehilangan
satu sama lain untuk sementara. Namun aku ingin kita menyikapinya sebagai
awalan untuk membuat semuanya menjadi lebih berharga. J. Ngerti kan?”
“Choco-kamu
sweet bangettt….” ucap Charla terharu.
“Halahh..
lebay deh kamu..”
“ihh…
seriuss” ucap Charla sambil mengerucutkan bibirnya.
Nicho
hanya tersenyum gemas sambil mengacak-acak rambut Charla. Mereka saling menatap
dan melempar senyum penuh arti sampai akhirnya
“I
love you..” ucap Choco sambil menarik Chaca kedalam dekapannya.
“I
love you, more than you know..” ucap Chaca sambil membalas dekapan lelaki terkasihnya
ini.
Kini
hubungan mereka terikat kembali, dalam sebuah ikatan yang lebih pasti. Semua
harapan yang sempat gugur tadi, kini bersemi untuk menjadi hubungan yang jauh
lebih indah nanti.
THE END